Selasa, 12 November 2013

Browse Manual » Wiring » » » » Thawaf Ketika Umrah

Thawaf Ketika Umrah

Berbeda dalam ibadah ibadah haji, dalam ibadah umrah kita tidak mengenal thawaf ifadah dan thawaf wada. Kedua thawaf tersebut wajib dilakukan bagi jemaah calon haji, sedangkan thawaf ketika umrah hanya ada 2 yaitu thawaf qudum dan thawaf sunat.

Thawaf qudum adalah thawaf yang dilakukan oleh jamaah umrah ataupun calon jamaah haji ketika pertama kali memasuki mekah, khususnya Masjidil Haram. Karena pertama kali, maka jamaah dalam keadaan menggunakan pakaian ihram. Sedangkan thawaf sunat adalah thawaf yang boleh dilakukan kapanpun tiap hari, sehari bisa dilakukan berkali-kali asalkan kondisi badan sangat sehat. Thawaf sunat tidak menggunakan pakaian ihram, karena tidak ada rangkaian dengan ibadah sai. Jadi pake sarung atau gamis pun tak masalah, yang penting memenuhi syarat syarat thawaf.

Syarat Tawaf adalah :
  1. Niat
  2. Suci dari hadast besar maupun kecil
  3. Menutup aurat
  4. Dilakukan di dalam Masjidil Haram
  5. Dilakukan 7 kali putaran penuh, ysng dimulai dan diakhiri pada arah yang sejajar dengan Hajar Aswad.
  6. Kabah di sebelah kiri, berarti kita berjalan melawan arah jarum jam


Tips Melakukan Thawaf
  • Melakukan thawaf dengan khusyu, sebagaimana Ibnu Abbas menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda: "Thawaf seperti shalat, hanya saja Allah Taala membolehkan bicara ketika thawaf. Maka siapa yang berbicara, hendaklah mengucapkan kata-kata yang baik". (Hr. Tirmidzi dan Ad-Daruqutni)
  • Memilih waktu yang tidak terlalu padat, yaitu pada pertengahan malam. Adapun waktu yang seringkali padat terutama pada musim haji adalah, setelah shalat asar, setelah shalat maghrib, setelah dan sebelum shalat subuh.
  • Jika ingin thawaf dekat dengan Kabah, pada tiga putaran pertama sedikit demi sedikit bergerak menuju tengah dengan mengikuti arus. Jangan sekali-kali memotong arus thawaf secara langsung, karena akan menimbulkan gesekan bahkan kegaduhan yang mengurangi kekhusyukan.
  • Jangan terlalu dekat dinding Ka’bah, biarkan kita berada pada lapis kedua, karena jika terlalu dekat dengan dinding Ka’bah, bisa jadi akan berjalan sangat lambat, bisa-bisa kita masuk ke dalam hijir Ismail.
  • Waspada daerah paling padat adalah dekat rukun Hajar Aswad, dan daerah antara maqam ibrahim dengan pintu Ka’bah. Di sini jamaah biasanya sangat padat.
    Di Hajar Aswad terhalang dengan orang yang berebutan mencium Hajar Aswad, sedangkan di dekat Maqam Ibrahim terhalang dengan orang yang melakukan shalat sunat 2 rakaat.
  • Jika sangat padat usahakan tidak melakukan shalat di daerah dekat maqam Ibrahim karena beresiko terinjak jamaah lain.
  • Selama thawaf selalu menjaga dan menata hati agar terhindar dari syirik. Dan menghindari berdesak-desakkan dengan jalan mendhalimi orang lain.
  • Ketika pada putaran ke 6 mulailah bergerak kearah luar lingkaran, sehingga ketika putaran ke 7 kita berada di antara rukun Yamani sudah pada lingkaran terluar. Begitu sampai di lampu hijau berarati kita selesai 7 putaran dan sudah siap melakukan shalat sunat 2 rokaat di belakang maqam Ibrahim.
  • Jika ingin leluasa melakukan thawaf, bisa dicoba thawaf di lantai teratas Masjidil Haram. Sebaiknya dilakukan pada saat sore atau mungkin malam hari, karena kalau siang jelas panas sekali. Hanya saja kalau di lantai teratas membutuhkan waktu dan jarak tempuh yang lebih lama. Karena keleluasaan melakukan thawaf, tidak sedikit jamaah yang thawaf sambil membaca Al Quran.



Sumber Artikel :
http://www.djanganpakies.com/2010/10/thawaf-di-masjidil-haram-mekah.html
http://khurtubitravel.wordpress.com/2011/04/26/tidak-ada-thawaf-wada-pada-ibadah-umrah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar